Sabtu, 25 Oktober 2014

Tuhan kelewatan baik!!
Baru aja gue sadar dari keterpurukan gue yang kampungan gak jelas kemarin ini, dan berniat buat bangun dan ngejait ulang hidup gue yang berantakan, Dia langsung buka jalan..

Barusan, mbe, senior gue dikampus dulu nge bbm gue nawarin kerjaan. Rasanya kayak dikasih air dingin setelah seminggu full jalan di padang gurun tanpa minum. Seggeeerrr bangett!!!

Entah apalagi yang akan gue lewatin ke depan, tapi yang pasti gue udah lebih siap menatap dunia sekarang. Gue siap bangkit dari ke-gak-jelasan idup gue selama ini.

Time to move!
Bye bye the old me, i have to do something new in my life~

Hidup itu sementara
Kita gak punya banyak waktu untuk ngeraih semua hal yang kita mau
Karena itu, Tuhan menyiapkan hal hal yang emang kita perlukan
Bodohnya gue, banyak waktu yang gue sia-sia in karena keegoisan gue yang gak bisa nerima kenyataan kalau hal yang gue butuh itu gak sesuai dengan yang gue mau
Gue jadiin hidup gue layaknya korban kekejaman dunia yang paling perlu dikasihanin
Sampai gue ngelupain banyak hal berharga yang seharusnya berguna buat hidup gue, hidup orang-orang disekitar gue yang tulus sayang banget sama gue

Gue punya Tuhan yang selalu ngasih apa yang gue butuh, yang setia ngasih kesempatan kedua atas kelabilan hidup gue selama ini
Buktinya gue masih dikasih orang tua yang lengkap dan kaka kaka serta para abang yang gak pernah bosen untuk sayang sama gue

Bodoh!
Satu kata paling tepat karena selama ini gue sibuk dengan orang-orang di luar sana yang cuma pergunain gue untuk sebuah kepentingan
Gue mengabaikan mereka yang diutus Tuhan untuk menjaga dan merawat semua mimpi gue, cuma untuk kepuasan gue yang gila dalam bergaul

Mungkin emang terlambat untuk sadar sekarang
Disaat semua orang udah dari lama sibuk memperbaiki kehidupan mereka, dan gue baru sadar semuanya sekarang
tapi gak ada yang sia-sia untuk setiap usaha yang dilakuin
Walau gue harus berlari jauh lebih cepat buat ngejar ketertinggalan gue selama ini, gue siap untuk mulai semuanya dari awal

Gue siap buat nerima hal-hal yang gue butuhin, gue siap ngeraih mimpi yang selama ini udah gue tinggalin
Nanti, ada waktunya gue puas dengan usaha gue
Nanti, ada waktunya mereka yang tulus sayang sama gue akan bangga dengan hasil perjuangan gue

Gue percaya!
Karena Tuhan gak pernah tidur, Tuhan pasti ada buat gue, mimpi mimpi gue, dan masa depan yang indah didepan sana.

Selasa, 21 Oktober 2014

kadang, gue ngerasa gak punya harapan
untuk banyak hal, untuk banyak kesempatan
entah karena terlalu banyak kesempuranaan yang dituntut
atau karena pada kenyataannya, gue gak punya apa-apa

rasanya perih ketika dia yang gue harapakan pergi tanpa kata
rasanya pahit ketika mereka yang gue percaya tak lagi ada
rasanya sesak ketika sedikit demi sedikit kebebasan gue digerogoti oleh banyak hal
sampe akhirnya gue kehilangan semua rasa

Tuhan...
maaf untuk keputus-asaan ini
maaf untuk air mata yang harus terus terjatuh
maaf untuk teriakan kekecewaan yang seakan tak ada habisnya

Tuhan...
dimana cahya penerang itu?
jalan ini terlalu gelap untuk dilalui
apa sudah terjebak di dalam goa yang gelap pekat?
apa aku yang telah buta?

Tuhan...
apa tak ada sedikit pilihan untukku pilih?
apa air mata ini tak ada habisnya?
apa pelangi akan ada diakhir badai yang terlampau memporak porandakan ini>
apa ini memang jalur terbaik yang harus aku lalui?

Tuhan...
aku hanya manusia dengan terlalu banyak keterbatasan
aku hanya ingin hidup yang sempurna
seperti bintang yang menyempurnakan gelapnya langit malam
seperti matahari yang menerangi kerasnya dunia

Jumat, 17 Oktober 2014

Rasanya begitu pahit
Bagai kopi tak bergula yang disedu dengan air setengah matang
Namanya kecewa
Letaknya di dalam lapisan terbawah di ujung hati

Pernah aku marah pada keadaan
Pernah kata tak bisa lagi terucap melainkan airmata yang harus terjatuh
Pernah tawa yang ada tak bisa mengobati lukanya
Hingga semua berada diujung asà ku untuk bertahan

Sayangnya dunia tak pernah mau peduli
Lukaku hanya menjadi canda yang tak pernah bisa kumengerti dimana letak jenaka itu
Kecewaku hanya menjadi pelepas dahaga ke-ingintau-an, bukannya untuk mengerti
Airmataku hanya terlihat bagai drama yang tak tersiar di televisi

Kamu, mereka
Kalian palsu

Selasa, 14 Oktober 2014

Tuhan, Terima Kasih

Dunia ini fana
tak ada yang selamanya
kekal hanya milik sang pencipta

Yang datang selalu pergi pada masa dan cara nya masing-masing
Ada yang yang menjadi kenangan manis
Ada pula yang meninggalkan luka tanpa penawar untuk asa

Pada akhirnya, kita dipaksa untuk mengerti
Jika kesedihan tak pernah membiarkan kebahagiaan menguasai
Jika penyesalan tak pernah lelah untuk muncul di kemudian hari
Jika hitam dan putih selalu memiliki porsi tersendiri

Kadang kala, sesuatu yang sementara membuat kita lupa tentangNya sosok yang kekal
Dia yang tak pernah lelah untuk mendengarkan aduan kekecewaan yang terkadang terselipkan amarah
Dia yang tak pernah salah menghitung tiap tetes air mata yang terjatuh
Dia yang selalu memiliki cinta dan pengampunan meski kadang rentan dikhianati

Ada saatnya kita mengerti
KarnaNya, kesabaran tak memiliki batasan
KarnaNya, kata maaf diikuti dengan keikhlasan
KarnaNya, selalu ada kekuatan didalam pergumulan
KarnaNya, kehilangan bukan akhir dari sebuah perjalanan

Tuhan, terima kasih.

Jumat, 03 Oktober 2014

Aku perempuan dipersimpangan
Dia menghadapkanku pada nyata yang ada dan tiada
Senyumnya memintaku untuk bertahan
Diamnya menjadi dingin yang menusuk hingga kelapisan hati yang terdalam

Kadang, dingin itu seolah mematikan
Kadang, raga ini seakan kehilangan rasa
Kadang, menyerah bagaikan jawaban tanpa pilihan
Hingga langkah inipun terhenti tanpa arti

Lalu kau datang membawa setitik cahaya
Bagai lilin yang memancarkan pesona pada terang yang teduh
Kau semilir angin yang menyegarkan
Kau penopangku yang hampir hancur melebur di dalam ke-tidak-pasti-an

Aku tetap dipersimpangan
Aku tetap menaruh harap padanya yang ada dan tiada
Meski semua akan berujung ke-sia-sia-an
Meski langkah ini masih belum memilih arah

Perlahan, aku menjadi penikmat cahyamu
Penerang yang memperlihatkan warna berbeda selain hitam dan putih
Pengingat cara untukku kembali tersenyum
Sandaran dikala lelah memelukku erat

Waktu kian berlalu
Api yang kukagumi menghilangkanmu secara perlahan
Semakin lama cahyamu kian meredup
Dingin itupun kembali datang menyiksa

Lalu akupun tersadar
Luka ini bukan tentangnya yang terlalu abu-abu
Luka ini juga tentangmu yang datang dan perlahan pergi
Kini, luka ini semakin terpatri perih

Rabu, 01 Oktober 2014

Kenapa dia harus hadir?
Perih ini sedikit demi sedikit kehilangan rasa semenjak ia tertawa dihadapanku
Kekosongan ini perlahan terisi harapan
Aku tertawa seakan bahagia hingga akhirnya tiba dipersimpangan
Antara angan dan mimpi yang harus aku pilih
Berlarut diantara angan yang begitu indah
Atau nyata yang masih memiliki luka
Hitam dan putih seakan berbaur menjadi kelabu
Nafas ini terasa sesak dan berat
Separuh terhisap ke paru2
Separuhnya hilang bersama harapan

Mengapa yang datang harus kembali pergi?
Padahal Kecewa rasanya begitu perih
Airmata menjadi satu satunya bahasa yang dapat terucap
Kata seakan kehilangan arti untuk dipilih
Seperti rasaku yang mati seiring kepergianmu